Skip to main content

Makalah Virus

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
        Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
        Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
        Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
        Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
        Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
        Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
        Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan virus?
2. Bagaimana struktur dan anatomi virus?
3. Bagaimana virus bereproduksi?
4. Bagaimana klasifikasi virus?
5. Apa saja contoh-contoh virus?
6. Bagaimana peranan virus dalam kehidupan?
7. Apakah yang dimaksud anti virus?
8. Bagaimana cara mencegah dan cara pengobatannya?
C. TUJUAN MASALAH
1.    Untuk mengetehui devinisi virus
2.    Untuk mengetahui struktur dan anatomi virus
3.    Untuk mengetahui reproduksi virus
4.    Untuk mengetahui klasifikasi virus
5.    Untuk mengetahui contoh-contoh virus
6.    Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan
7.    Untuk mengetahui anti virus
8.    Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatannya






































BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEVINISI VIRUS
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics
     Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup. Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti huruf T.
2.2. STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS
     Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
     Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
     Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
     Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
     Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
     Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.
     Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
2.3. REPRODUKSI VIRUS
Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
1. SIKLUS LITIK
Siklus litik dari bakteriofage (dimulai dari kanan bawah ke kiri):1. adsorbsi & penetrasi 2. Pengabungan DNA virus dengan DNA sel 3. Replikasi DNA virus 4. Pembentukan kapsid 5. Pembentukan tubuh dan ekor bakteriofage 6. Lisis
            Siklus litik dalam virologi merupakan salah satu siklus reproduksi virus selain siklus lisogenik. Siklus litik dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel inangnya.
            Siklus litik, secara umum mempunyai 3 tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi (biosintesis) dan lisis. Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit.
Tahapan siklus:
a.  Adsorbsi & penetrasi
Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk menempel pada inang spesifik. Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel inang.
b.  Replikasi (Biosintesis)
Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA dari virus akan menonaktifkan DNA sel inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel inang, lalu menggunakan sel tersebut untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk melanjutkan proses reproduksinya. DNA dari virus, akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru, kemudian DNA akan mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus untuk dimasukkan ke dalam virus baru yang sedang dibuat. Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.
c.  Lisis
Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan berulang kembali.
2. SIKLUS LISOGENIK
            Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus selain siklus litik. Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus litik, perbedaannya yaitu sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus. Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi, penyisipan gen virus dan pembelahan sel inang.
Tahap siklus:
a.  Adsorpsi dan penetrasi
Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada sel inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel.
b.  Penyisipan gen virus
Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus akan bereplikasi.
c.  Pembelahan sel inang
Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.
d.  Hubungan dengan siklus litik
Provirus yang baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan yang tepat tetapi kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah besar apabila diberi agen penginduksi.
2.4. KLASIVIKASI VIRUS
     Virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis utama: virus RNA berunting positif (+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA dalam sel inang dan bertindak sebagai cetakan untuk intermediat RNA unting minus (-); virus RNA berunting negatif (-) yang tidak dapat secara langsung bertindak sebagai mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui virion transkriptase; dan retrovirus, yang berunting + dan dapat bertindak sebagai mRNA, tetapi pada waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan sintesis DNA berunting ganda (segera berintegrasi ke dalam kromosom inang ) melalui suatu transkriptase balik yang terkandung atau tersandi. Setiap virus imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari subkelompok lentivirus dari kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan penyebab AIDS pada manusia, menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda permukaan sel CD4, seperti pembentuk T-sel yang matang.
Tingkat klasifikasi virus:
ordo – famili – subfamili – genus – species – strain/tipe
Untuk saat ini, klasifikasi virus yang penting hanya dari tingkat famili ke bawah. Semua famili virus memiliki akhiran – viridae , misalnya
·  Poxviridae
·  Herpesviridae
·  Parvoviridae
·  Retroviridae
Anggota-anggota famili Picornaviridae umumnya ditularkan melalui jalur faecal/oral dan melalui udara.
Genus memiliki nama dengan akhiran – virus . Misalnya, famili Picornaviridae terdiri dari 5 genus:
·  Genus Enterovirus misalnya poliovirus 1, 2, 3
·  Genus Cardiovirus misalnya mengovirus
·  Genus Rhinovirus misalnya Rhinovirus 1a
·  Genus Apthovirus misalnya FMDV-C
·  Genus Hepatovirus misalnya virus Hepatitits A
Definisi `spesies’ merupakan hal yang paling penting, namun sulit dilakukan untuk virus. Penentuan spesies virus mengandung unsur subyektif. Sebagai contoh, genus Lentivirus terdiri dari banyak spesies yang berbeda, termasuk:
·  HIV-1, Human Immunodeficiency Virus 1
·  HIV-2, Human Immunodeficiency Virus 2
·  SIV, Simian Immunodeficiency Virus
·  FIV, Feline Immunodeficiency Virus
·  BIV, Bovine Immunodeficiency Virus
·  Visna (domba)
·  EIAV (kuda)
·  CAEV (kambing)
 Dasar-dasar klasifikasi secara taksonomi.
Ciri khas seperti morfologi (ukuran, bentuk, ada tidaknya selubung), sifat-sifat fisika-kimia (berat molekul, densitas, pH, stabilitas terhadap temperatur dan konsentrasi ion), genom (RNA, DNA, urutan materi genetik yang tersegmentasi ( segmented sequence ), pemetaan posisi restriksi ( restriction map ), modifikasi, dsb.), makromolekul (komposisi dan fungsi protein), sifat-sifat antigenik, sifat-sifat biologis (organisme apa saja yang menjadi inangnya, cara penularan, cara perpindahan, dsb.), semuanya dipertimbangkan dalam menentukan klasifikasi virus.
2.5. CONTOH – CONTOH VIRUS
1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T). Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN). Selanjutnya, cADN bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang. Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus ikut mengalami replikasi.
2.  Virus herpes
Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN.
3.  Virus influenza
Siklus replikasi virus influenza hampir sama dengan siklus replikasi virus herpes. Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal ARN yang kemudian mengalami replikasi menjadi mARN.
4.  Paramyxovirus
Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi menjadi mARN. Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak dan gondong.
2.6. PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN
     Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor biologi pada Purdue’s School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember 2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.
     Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh virus.
     Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang berkurang.
1. Penyakit hewan akibat virus
    Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam.
    Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis
    penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. Penyakit kanker pada ayam oleh rous
    sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing,
    dan monyet. Penyebabnya adalah virus rabies.
2. Penyakit tumbuhan akibat virus
    Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau. Penyebabnya
    adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang
    tanaman padi. Penyebabnya adalah virus Tungro. Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada
    jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).
3. Penyakit manusia akibat virus
    Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah
·  Pilek (yang bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus)
·  Cacar
·  AIDS (yang disebabkan virus HIV)
·  Demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks)
·  Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil)
           Yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan. Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.
           Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.
          
Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa. Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa. Meskipun sebenarnya diragukan dalam jumlah pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar. Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.
          
Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus. Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola. Filovirus adalah virus berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi. Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.
2.7. ANTI VIRUS
   Pengembangan obat anti virus atau obat anti viral sebagai pencegahan atau pengobatan belum mencapai hasil seperti yang diinginkan oleh umat manusia. Karena obat anti virus atau obat anti viral yang dapat menghambat atau membunuh virus juga akan dapat merusak sel hospes dimana virus itu berada dalam hal ini manusia. Pemilihan obat anti virus / obat anti viral pada infeksi virus tertentu
1. Infeksi HIV atau AIDS
Pengobatan anti-viral pada dasarnya menyerang virus HIV di salah satu dari dua tempat:
a).    menjaga virus tetap berada di luar sel-T yang sehat
b).    mencegah sel-T yang terinfeksi untuk melepaskan sel virus baru.
Perawatan lain adalah termasuk meningkatkan sistem kekebalan alami, supaya bisa melawan HIV. Ini disebut ‘modulasi kekebalan.
Alasan mengapa gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun, itu karena sistem kekebalan dalam menjalankan tugas yang hebat selama melawan HIV. Obat-obat anti-viral terutama diperuntukkan bagi mereka yang sistem kekebalannya sudah kewalahan terhadap virus.
Obat anti virus / anti viral untuk HIV atau AIDS terbagi 4 kelas yaitu :
·  Penghambat Fusi seperti Enfuvirtide
·  Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase seperti Didanosine, Lamivudine, Stavudine, Zidovudine
·  Penghambat HIV Protease seperti Ritonavir
·  Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase seperti Nevirapine
Terapi tunggal dari obat virus untuk HIV dan AIDS sangat tidak direkomendasikan. Kombinasi terapi dari obat anti viral adalah sangat mendasar dan penting.
Gunakanlah selalu obat anti virus ganda (tiga macam obat anti irus), termasuk ‘penghambat HIV protease’. Strategi ini disebut HAART, singkatan dari ‘highly active anti-retroviral therapy’ (pengobatan anti-retroviral yang sangat aktif).
Ada beberapa kombinasi yaitu :
3 macam obat anti virus kelas “Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase”.
2 obat anti virus kelas Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase dan 1 macam obat anti virus kelas Penghambat HIV Protease
2 obat anti virus kelas Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase dan 1 macam obat anti virus kelas Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase
Penghambat Fusi boleh ditambahkan untuk mengoptimalkan kerja dari tiga kelas di atas.
2. Infeksi virus Herpes
Infeksi HSV(virus herpes simpleks) tipe 1 : obat anti virus Asiklovir memberikan hasil yang baik untuk infeksi oral-labial. Pada HSV ensefalitis, pemberian anti virus asikovir injeksi dapat meningkatkan survival rate.
Untuk HSV tipe 1 yang menimbulkan kerato-konjungtivitis, dapat diberikan an virus lokal pada mata seperti idoksuridin 0.15.
Infeksi HSV tipe 2 ; tipe ini biasanya menimbulkan herpes genitalis. Bentuk primer dari herpse genitalis dapat diobati dengan obat anti virus asiklovir yang menghasilkan penyembuhan dan hilangnya rasa nyeri lebih cepat.
Bentuk herpes genitalis kambuhan/rekuren tidak dapat dihambat oleh obat anti virus asikovir. Pemberian oral memberikan efek sedang.
3. Infeksi virus Varicella-zoster
Bentuk lazim pada anak-anak biasanya ringan dan tidak membutuhkan obat anti virus. Ada kalanya penyakitnya memberat, tertutama pada pasien yang disertai defisiensi imunologis. Untuk ini diberikan obat nti virus asiklovir secara injeksi selama 5-7 hari.
4. Infeksi Cytomegalovirus (CMV)
Retinitis karena CMV pada pasieAIDS diberi obat anti virus gansikovir.
5. Hepatitis
Untuk infeksi hepatitis B kronis digunakan obat anti virus Entecavir untuk perawatannya.
Untuk infeksi kronis hepatitis C menggunakan obat anti virus interferon-a. Yang sekarang sudah berkembang dengan penambahan PEG agar lebih efektif PEG interferon dan pemakaiannya dipermudah dengan peralatan khusus pula.
Untuk pemilihan obat anti virus yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.
2.8. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
     Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.
     Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus. Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.






































BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics
2. Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
3. Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
4.  Virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis utama: virus RNA berunting positif (+),virus RNA berunting negatif (-)
5. Contoh virus adalah virus herpes, virus HIV, virus influenza. Dll
6. Peranan Virus Dalam Kehidupan adalah Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh).
7. Pengembangan obat anti virus atau obat anti viral sebagai pencegahan atau pengobatan belum mencapai hasil seperti yang diinginkan oleh umat manusia. Karena obat anti virus atau obat anti viral yang dapat menghambat atau membunuh virus juga akan dapat merusak sel hospes dimana virus itu berada dalam hal ini manusia.
8. Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.















DAFTAR PUSTAKA


Comments

Popular posts from this blog

Dongeng Sleeping Beauty dalam Bhs.Inggris dan Terjemahannya

Sleeping Beauty             Long time ago there lived a king and Queen who held a great feast to celebrate the birth of their baby daughter, Briar Rose. Invitations were sent to all the fairies to bless the princess except to one as it was presumed that she was dead. Each of them came to the king's feast bringing special gifts for the little princes. The fairies began to give their gifts. "She shall be beautiful, "said the first".”She shall be wise "said the second". "She shall be kind, "said the third". Only one fairy was left to give the gift when suddenly the room went dark. Then after a great flash of light the same the fairy who was left out, came in view.             She was furious as no one had invited her at the feast. Then she said, "Well heroes my blessing feast. Then she said, “well heroes my blessing that on her sixteenth birthday she will put her finger on a spinning wheel and die." Another flash of light came and

Dongeng Asal Usul Kota Surabaya Dalam Bhs.Inggris dan Terjemahannya

THE ORIGIN OF THE CITY SURABAYA Once upon a time , there were two animals , Sura and Baya name . Sura is the name of the Beast is the Beast shark and Baya the crocodile . They live in the deep sea . After Sura and Baya were looking for some food . Suddenly, Baya see a nice goat . " Yummy is good , this is the most delicious lunch , " said Baya . ' No way ! This is my lunch . You greedy " Sura said . Later they fought for goats . After several hours of fighting, they were very tired . Feels tired of fighting , they live in different places . Sura Baya live in the water and stay in the country.  Border is the beach , so they do not will fight again . Someday , Sura went to the ground and look for some food in the river . he was very hungry and there was not much food in the sea . Baya was very angry when he knew that Sura broke a promise . they fight again . They both punching and kicking . tail Sura Baya fight . Baya did the same thing to Sura . He bit very hard

Makalah Tasamuh

AQIDAH AKHLAK MAKALAH TASAMUH (Akhlak Terpuji ) D I S   U S U N OLEH KELOMPOK III : 1.        AULYARDHA ANINDITA 2.        ASTY DWIJAYARTI 3.        INDHIRA AZHARI GAZALI 4.        NUR HIDAYAH 5.        ASRIYANI 6.        MUH. IKHSAN KHAIRULLAH 7.        MUH. ALFIAN MURAF 8.        RESKY DARKIAWAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI …………………………………………………………………2 BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………….. 3 A.     LATAR BELAKANG…………………………………………………… 3 B.      RUMUSAN MASALAH ………………………………………………..   3 C.      TUJUAN PENULISAN …………………………………………………   3 BAB 2 PEMBAHASAN ……………………………………………………   4 A.     PENGERTIAN TASAMUH DAN MACAM-MACAMNYA ………….   4 B.      BENTUK-BENTUK TASAMUH ………………………………………   5 C.      TASAMUH DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA …………………..   7 BAB 3 PENUTUP ………………………………………………………….   8 KESIMPULAN……………………………………………………………..   8 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………   9 BAB I PENDAHULUAN               A